PT Solid Gold Berjangka - Banda Neira, Maluku merupakan salah satu pulau di Kepulauan Banda yg sangat kental dgn sejarah.
Bagaimana tidak, pulau ini telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah sejak abad ke-14, apalagi buah pala yg di dunia ini hanya bisa ditemukan di Pulau Banda.
Banda Neira menyimpan begitu banyak sejarah yg tercatat baik itu berupa bangunan maupun monumen.
Bahkan, sejak memasuki pulau ini, nuansa kota tua masih sangat terasa, karena bangunan peninggalan Belanda masih terawat spt pertama berdiri.
Selain itu, ada jg monumen yg dibangun untuk mengingat peristiwa pembantaian terhadap orang Banda, yaitu Monumen Parigi Rante.
Monumen tersebut berada di Desa Nusantara, yg merupakan sebuah sumur tempat pembantaian & dikuburkannya 40 Orangkaya (sebutan pemuka Banda oleh Belanda).
Belanda membayar algojo-algojo jepang untuk membantai mereka.
Dirangkum dari berbagai sumber, menurut seorang penulis Belanda yg menjadi saksi kejadian tersebut, Nicolas van Waert, ia mengatakan ke-40 orang itu diiring ke dalam benteng Fort Nassau.
Baca Juga : Makna 212 Wiro Sableng, Pendekar Karya Orang Minang | SOLID GOLD
Delapan tokoh paling berpengaruh dituduh sbg pemicu kerusuhan yg ingin membunuh Gubernur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) saat itu, Jan Pieterszoon Coen, sehingga Belanda memberi hukuman kurung sebelum dieksekusi.
Masyarakat Banda mendengarkan hukuman para tahanan yg dibacakan dgn keras.
Para algojo Jepang memenggal kepala & memotong tubuh para tahanan.
Menurut sejarah yg ada, Belanda telah membantai kurang lebih 60 persen rakyat Banda saat itu, hanya untuk menguasai rempah-rempah yg ada.
Selain mengenang kejadian tersebut, dalam Monumen Parigi Rante jg tercatat nama-nama pejuang Indonesia spt Tjipto Mangunkusumo, Iwa Kusumasumantri, Hatta, & Sjahrir.
Mereka adalah tokoh Indonesia yg pernah dibuang ke Pulau Banda Neira.
(Prz - Solid Gold)